Postingan

Indonesia Butuh Lebih Banyak Penyuluh

Oleh : Lutfi Aulia Ulfah Penyuluhan adalah turunan dari kata exstension yang dipakai secara luas dan umum dalam bahasa Indonesia, penyuluhan berasal dari kata dasar suluh yang berarti pemberi terang ditengah kegelapan. Dalam bahasa Belanda penyuluhan disebut Voorlichting yang berarti memberi penerangan untuk menolong seseorang menemukan jalannya, dalam bahasa Inggris dan jerman mengistilahkan penyuluhan sebagai pemberian saran atau beratung yang berarti seseorang dapat memberikan petunjuk bagi seseorang tetapi seseorang tersebut yang berhak untuk menentukan pilihannya (wikipedia) Sedangkan Margono Slamet (2000) menegaskan bahwa inti dari kegiatan penyuluhan adalah untuk memberdayakan masyarakat. Memberdayakan berarti memberi daya kepada yang tidak berdaya dan atau mengembangkan daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi masyarakat yang bersangkutan.   . Sebelumnya kegiatan penyuluhan hanya populer dengan hal-hal yang berkaitan dengan pertanian dan keagama

BAGAIMANA MASYARAKAT DESA MENGHADAPI TUNTUTAN PERUBAHAN GAYA HIDUP, AKIBAT PANDEMI ?

  Oleh : Lutfi Aulia Ulfah Virus Corona terdeteksi pertama kali berada di Wuhan sekitar bulan Desember 2019, lalu Indonesia mengkonfirmasi, adanya kasus positif Virus Corona pertama yang menggejala di Indonseia adalah pada Senin, 2 Maret 2020. Berita tersebut diumukan langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo. Pada saat itu Presiden menyatakan ada dua orang yang positif terjangkit Virus Corona, yaitu perempuan berusia 31 tahun dan ibu berusia 64 tahun Kasus pertama tersebut diduga berawal dari pertemuan perempuan 31 tahun dengan WN Jepang yang masuk ke wilayah Indonesia. Pertemuan terjadi di sebuah klub dansa di Jakarta pada 14 Februari. Padahal sebelumya, sejak Desember (kasus di Wuhan) sampai sebelum presiden mengumumkan adanya Virus Corona di Indonesia, banyak guyonan di media sosial bahwa Indonesia pasti sudah kebal dengan virus ini. Mengingat pola hidup masyarakat Indonesia yang bisa dikatakan “santai” dengan kebersihan. Tapi guyonan ini dipatahkan. Virus Corona masuk ke Indone

Kutub Utara dan selatanku

Aku, ingin menghindar secepat mungkin, kabur sejauh mungkin.  Aku khawatir tentang masa depan tapi tak sabar juga menantinya. Semuanya tarik menarik mempertimbangkan Akhirnya tidak bergerak baik ke utara ataupun selatan

Harus Bersembunyi Ke Mana Aku?

Tolong beri aku peta tentang tempat persembunyian. Di mana aku dapat masuk dan keluar dengan mudah, tapi sulit ditemukan. Aku akan berangkat sendiri, tapi tolong beri petanya. Aku pelupa. Mudah ragu. Dan takut melangkah. Cukup beri petanya, akan aku kumpulkan tekad dan menabung biaya, tapi sekali lagi ku harap tempat itu mudah dimasuki dan mudah untuk keluar, aku hanya membutuhkannya kadang. Misalnya, sekarang, ketika begitu emosional dan sentimental. Nanti di masa depan kalo aku membaca ini aku mau bilang aku waktu itu hebat sekali. Tak ada duanya, tak ada tandingannya

Self-talk

Self talk adalah sebuah keterampilan umtuk memberikan motivasi kepada diri sendiri dengan sugesti-sugesti yang positif. Disarankan self-talk tidak menggunakan diksi yang mempunyai konotasi cenderung atau mengarah ke negataif. Contoh : gunakan aku pasti bisa jangan gunakan aku tidak akan menyerah karena kemungkinan besar, kata tidak akan terserap lebih dahulu oleh diri kita. Dikhawatirkan akan menyebabkan sugesti seperti aku menyerah. Semangati diri kalian sendiri, ketika rasanya seperti tidak ada tempat bersandar, tidak ada yang dapat mengerti. Yang dapat merubah keadaan adalah kalian sendiri, setidaknya pemberian self-talk dapat meningkatkan ketenangan dan syukur kepercayaan diri. Kalian, setiap orang, aku dan semuanya berhak bahagia, berhak berani, berhak tenang. Semua hak itu ada di tangan kita masing-masing Aku dan kalian pasti bahagia ❤️

Apalah-apalah

Gambar
Lagi baca salah satu karya Haruki Murakami yang judulnya Dunia Kafka, dimana ini adalah hasil terjemahan dari Kafka on the Shore, di halam tersebut tiba-tiba inget aja gimana pertama kalinya masuk ke perpustakaan. Hal itu terjadi ketika aku masih SD, kelas berapanya kurang inget, tapi insyaallah si masih sekitar kelas 1/2 Rumah aku sendiri termasuk di daerah kampung kecil jauh dari kota, jadinya sekolahnya juga ga beda jauh, sama kecilnya. Waktu pertama kali masuk di SD, SD ku itu belum ada perpustakaannya, perpustakaannya masi dibuat gudang.  Hingga akhirnya  perpustakaan kembali dioperasikan. Tapi ya namanya baru dari gudang jadi isinya lembab dan penuh debu, walopun udah dibersihin. Tapi aku tetep antusias. Pada suatu hari ngga inget lewat pengumuman atau cuma sekedar isu, kita sebagai siswa diperbolehkan pinjam buku, tinggal tanda tangan aja. Tapiii... Aku belum punya tanda tangan waktu itu, akhirnya belum berani pinjem. Terus pulang sekolah bersungguh-sungguh jalan